Wednesday, December 8, 2010

Menambah Ruang di Area Mezzanine

Membangun mezzanine bisa menjadi langkah yang tepat sekaligus murah jika Anda merasa rumah terlalu sempit dan membutuhkan ruang tambahan.

Mezzanine berasal dari bahasa Italia “mezzo” yang artinya “di tengah”. Dalam dunia arsitektur, mezzanine merupakan lantai yang berada di tengah-tengah antara lantai-lantai utama, seperti misalnya lantai 1 dan lantai 2 atau lantai 2 dan lantai 3. Mezzanine biasanya juga memiliki bentuk yang menyerupai balkon dan mempunyai atap atau langit-langit rendah.

Menurut arsitek Briyan Talaosa, bahasa lain mezzanine adalah “balkon di dalam rumah”. Ini karena menilik posisi lantai mezzanine yang bersinggungan langsung dengan void atau atrium.

“Di rumah, posisi mezzanine berada di lantai atas. Jika pada bangunan tinggi, acap kali kita jumpai mezzanine di area podium, yakni bangunan yang posisinya di area lobi,” kata Briyan.

Ukuran lantainya pun tidak penuh. Areanya hanya didesain sebagian dari luas bangunan yang ada. Hal serupa dikatakan arsitek Wisnu Brata. Menurut dia, mezzanine adalah lantai pertengahan atau lantai penunjang yang terletak di antara lantai-lantai utama bangunan. Hanya, dalam menghitung total tinggi bangunan, lantai mezzanine tidak dihitung sebagai lantai atau tingkat di dalam keseluruhan bangunan.

Menilik konsepnya, mezzanine memiliki konsep berbeda dengan ruangan yang ada di rumah. Letaknya dibuat sejajar dengan ruang yang lain, tapi berada di dalam satu lantai yang sama. Selain itu, konsep ruangannya pun bersifat terbuka, yakni tanpa sekat dan pintu. Hal tersebut dibenarkan oleh Briyan. Dia mengatakan, mezzanine hampir mirip dengan konsep balkon. Hanya, balkon letaknya di luar rumah, dalam arti berkaitan dengan eksterior, tapi mezzanine berada di dalam rumah dan terbuka.

Bagaimana membuatnya? Hal yang pertama kali harus Anda lakukan adalah buatlah perencanaan awal. Briyan mengatakan, segala sesuatu yang direncanakan di awal waktu biasanya lebih baik dibandingkan setelah rumah jadi, baru akan dibuat mezzanine. Sebab, bila Anda mendesain mezzanine setelah rumah jadi, kemungkinan besar akan terjadi pembenturan terhadap dimensi, salah satunya dimensi ruang.

Lebih dari itu, hal yang paling penting diperhatikan adalah strukturnya. Menurut Briyan, di samping aspek-aspek pembentuk lain seperti lantai, ceiling, furnishing, warna, dan aksesori, struktur mezzanine penting untuk diperhatikan. Sebab, mezzanine biasanya dibuat melayang. Jadi, butuh perhatian ekstra soal logika distribusi pembebanannya. Jangan sampai bentangannya terlalu jauh ke depan sehingga mengurangi estetika.

“Maksudnya, bila sisi dinding sampingnya memiliki jarak jauh, lalu bentangan mezzanine terlalu menjorok ke depan, otomatis butuh pendukung dari balok yang dimensinya besar juga.Takutnya akan mengurangi estetika,” papar Briyan.

Umumnya mezzanine dibuat dari material beton karena karakternya lebih kuat dibandingkan material lain. Meski demikian, material lain seperti kayu, baja, ataupun kombinasi, tetap bisa diterapkan. Hanya, jika Anda menggunakan struktur yang tidak terbuat dari beton akan berpengaruh pada ukuran luas lantai mezzanine-nya.

Ambil contoh material kayu. Umumnya lantai yang terbuat dari kayu, untuk bidang yang sama dengan pemakaian beton, membutuhkan support lebih mengingat karakter kayu yang tidak lebih kuat dari material beton pada umumnya. Dari segi ukuran pun lebih kecil dibandingkan beton. Kecuali, Briyan menambahkan, bila ingin menggunakan komposit, yakni antara baja dengan beton atau baja dengan kayu. Jadi, strukturnya dari baja lalu lapisan terluarnya dari material kayu.

Sementara untuk desain ceiling-nya, minimal ketinggian mezzanine sama dengan ruang pada umumnya, yakni pada dimensi ceiling 300 cm. Maksudnya, bila digabungkan butuh enam meter untuk mendesain mezzanine tersebut.

”Berbeda halnya jika Anda membuat mezzanine setelah rumah jadi. Biasanya dimensi ceiling-nya minimal sekitar 80 persen dari ukuran tersebut,” kata Briyan.

Lantas, bagaimana dengan luas lahan rumah yang dibutuhkan? Briyan mengatakan, biasanya mezzanine sering ditemui di rumahrumah berukuran besar, tapi tidak lantas rumah tipe kecil tidak bisa membuat mezzanine. Semua bergantung pada pemenuhan kebutuhan ruang di dalam rumah tersebut.

“Bila sudah memiliki lahan cukup, lalu ruang-ruang lain sudah terpenuhi, bisa saja mezzanine dibuat maksimal,” imbuh sang arsitek.

Sementara menurut Wisnu Brata, untuk rumah dengan tipe besar, mezzanine bukan hanya bisa digunakan untuk mengakomodasi atau menampung satu ruangan, melainkan juga dapat menampung area servis. Apalagi jika rumah Anda berbentuk split level, maka kemungkinan memakai ruangan dengan tipe mezzanine sangatlah besar.

Sementara untuk rumah bertipe kecil, Anda masih dapat menggunakan mezzanine dengan cara memanfaatkan ketinggian di bawah atap. Jadi, plafon datar di bagian bawah atap dibongkar, lalu diganti dengan bentuk plafon yang mengikuti kemiringan atap. Kemudian pada bagian bawah atap yang cukup tinggi Anda bisa buat lantai untuk ruangan.

“Jika pembuatan mezzanine merupakan perluasan, tambahan, atau renovasi, agar tidak terlalu rumit, sebaiknya menggunakan balok-balok kayu yang kemudian dilapisi multipleks 18 mm dan ditutup karpet sebagai lantai,” saran Wisnu. (Source: Koran SI/ftr)

Ruang Tamu Unik Beraksen Batik

Komunikasi yang nyambung dan interaktif di ruang tamu bisa jadi salah satu ciri keramahan sang tuan rumah. Nah, aksen batik ternyata bisa memperkuat kesan ramah itu.

Batik, budaya menghias kain agar terlihat menarik merupakan salah satu kelebihan yang terpendam dari bangsa Indonesia. Olahannya yang relatif rumit, seolah menggambarkan jalinan perbedaan yang bisa diikat dalam sebuah komposisi keindahan. Batik adalah salah satu bentuk bahasa visual yang indah, yang memberikan makna pada setiap warna dan motifnya. Tak heran, setiap batik memiliki pesan yang berbeda untuk setiap tempat dan setiap suasana.

Anda bisa menempatkan batik di ruang tamu atau ruang keluarga. Kedua ruang ini merupakan ruang interaksi, ruang tempat berbagi cerita dan makna. Tentunya wadah interaksi in semakin bermakna dan inspiratif dengan aksen-aksen batik sebagai background ruang atau elemen ruang. Menempatkan batik di ruang tamu, bisa jadi cara jitu menghidupkan suasana.

Erwin Yap, seorang ahli fengshui dan baca wajah, adalah pemilik ruang tamu ini. Kegemarannya akan batik terbukti di setiap sudut ruang. Selalu ada batik disana. Mulai dari aksen batik di atas poef, di bantal-bantal kursi, dan pada vas bunga hias, semua terkena sentuhan “cinta batik”-nya Erwin Yap. Anda tertarik untuk menghidupkan suasana ramah di ruang tamu? Cara ini bisa dicoba. (Source: iDEA/Indra Zaka Permana, Foto: Dean Martin Saerang)

Tip Menyatukan Dapur dan Ruang Keluarga

Mungkin banyak di antara Anda yang memiliki rumah bertipe kecil. Disebut bertipe kecil jika ukuran total bangunan di bawah 60m2. Karena mungil, jelas saja, ruang-ruang di dalamnya juga kecil. Bagi desainer interior, ini merupakan tantangan. Mereka dituntut untuk dapat menata ruang semaksimal mungkin. Caranya beragam, tergantung kreativitas si desainer interior itu.

Pada foto yang kami hadirkan, ada penataan dapur bersanding dengan ruang keluarga. Kedua ruang berada pada satu area berukuran 6mx3m. Di sana ada satu set furnitur yang mengisi ruang keluarga dan satu kitchen set di bagian belakangnya. Inilah salah satu solusi penggabungan dapur dan ruang keluarga pada rumah mungil. Hasilnya adalah ruang keluarga yang sedap dipandang dan dapur yang fungsional.

Furnitur ruang keluarga, terdiri atas sofa, dan panel plus meja TV yang menempel di dinding. Sedangkan satu kitchen set dapur terdiri dari kabinet atas dan bawah, serta satu meja bar yang bisa digunakan juga untuk makan. Uniknya, kedua ruang ini seolah menyatu dengan satu point of interest yang sama yaitu hiburan TV dari ruang keluarga.

Bagi Anda yang ‘ditakdirkan’ untuk punya ruang seluas ini, jangan buru-buru beli furnitur di toko, yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan luasan ruang Anda. Furnitur yang dipesan khusus bisa jadi salah satu pilihan untuk mengisi dan memperindah interior ruangan. Furnitur ini biasanya kini menjadi tawaran menarik developer baru yang sedang menjual produk rumahnya. Ruang ini salah satu contohnya, adalah bagian dari rumah contoh tipe 36. Desain rumah minimalis diimbangi dengan desain interior yang minimalis. Anda pun tertarik bukan untuk memiliki ruang seperti ini? (Source: iDEA/Indra Zaka Permana)

Dapur Nyaman untuk Memasak dan Bersantap

Desain dapur ini biasa saja, tidak terlalu unik atau istimewa. Fungsinya juga sama seperti dapur-dapur lain: untuk memasak dan sesekali bersantap di meja peninsulanya. Tapi, Anda akan merasa nyaman berada di dalamnya. Apa yang membuatnya demikian?

Rasa nyaman datang karena dapur ini didesain sesuai kebutuhan pemiliknya. Coba lihat pengaturan rak dan kabinetnya, sesuai dengan banyak dan jenis perabot dapur yang ada, tidak sekadar membuat kitchen set . Dengan demikian dapur pun tampil rapi, meskipun seperti Anda lihat, ada banyak barang ditempatkan di sini.

Kesan hangat hadir dari penggunaan kayu, entah warnanya, bisa juga motifnya. Bukan rahasia bahwa kayu selalu berhasil membawa suasana hangat ke ruangan. Motif dan warna kayu tidak hanya menghiasi kabinet dan rak, pun dinding dapur ini. Penggunaan panel-panel tipis dari kayu, yang sengaja tidak dibuat memenuhi seluruh dinding, menciptakan kesan "khusus" bagi area masak memasak ini.

Meski tampaknya sederhana, kalau Anda jeli, pasti bisa menangkap sentuhan-sentuhan atraktif di sini. Ada area ber-back panel kaca. Di area tersebut kabinet laci dibuat berkaki. Ada juga permainan kaca bertekstur pada pintu kabinet atas. Menarik, kan? Tidak lupa sentuhan-sentuhan hijau dan segar dari tanaman artifisial. Pun penataan lampu-lampu yang mendukung kegiatan di dapur.

Dengan dapur seperti ini, menjamu kerabat tidak lagi cuma bisa dilakukan di ruang tamu atau ruang keluarga. Dapur pun bisa jadi kandidat kuat. Cobalah! (Source: iDEA/ Ricardo de Melo,
Lokasi: Dapur milik A. R. Sofyan, SE. Ak dan Ir. Yossi Hilda, Kemang Regency, Bekasi)