Saturday, November 20, 2010

Rock Garden: Desain Taman Hemat Tanaman

Umumnya, taman adalah sekumpulan tanaman yang ditanam di satu area untuk mendapatkan kesan sejuk, teduh, dan nyaman. Tapi, bagaimana dengan rock garden (taman batu)?

Rock garden merupakan desain taman yang unik. Sebab, dalam pengaplikasiannya lebih banyak unsur material keras dibandingkan material lembut. Dalam arti, material yang banyak digunakan lebih pada batu-batuan dan pasir ketimbang unsur tanamannya. Menurut arsitek lanskap Nirwono Yoga, umumnya kita mengenal jenis rock garden sebagai taman yang komposisinya menggunakan media keras, seperti pasir, batubatu koral, dan kerikil.

Hal serupa dikatakan arsitek lanskap Giwo Rubianto. Menurut dia, rock garden memiliki media tanam yang berbeda dari jenis taman yang biasa penghuni rumah aplikasikan. ”Jika biasanya yang kita siapkan adalah tanah, rumput, dan lain-lain, pada rock garden yang kita siapkan adalah elemen-elemen keras seperti batu koral, pasir, batu bata, dan ijuk,” kata Giwo. Bisa dikatakan, komposisinya 60–70 persen taman ini menggunakan batu koral dan pasir, sisanya baru mengaplikasikan tanaman.

Lantas, seperti apa cara mengaplikasikan taman jenis ini? Nirwono menuturkan, untuk membuat rock garden, yang pertama kali harus diperhatikan adalah letak serta ukuran lahannya. Biasanya rock garden diaplikasikan di dalam rumah berdampingan dengan inner court. Meski demikian, ada juga kok yang meletakkannya di halaman depan atau belakang rumah. Hanya karena karakternya kering, bila diaplikasikan di halaman depan rumah akan memengaruhi kesan bangunan utama.

Sementara untuk ukurannya, taman kering ini umumnya jarang diaplikasikan dalam skala lahan yang luas. Lagi-lagi, alasannya karakter taman tersebut. ”Karena itu, cukup dengan lahan 1x2 meter atau 5 meter persegi kita sudah dapat membuat taman ini,” ujar Nirwono.

Lantaran itu pula, taman kering memerlukan elemen pendukung guna memperlembut karakternya. Nirwono menyarankan, Anda boleh menambahkan unsur tanaman dan air pada taman ini. Dengan catatan, pastikan tanaman itu memiliki karakter yang hampir sama. Maksudnya, tanaman tahan terhadap panas dan tidak membutuhkan perawatan secara khusus. Ambil contoh kaktus, tanaman soka, atau jenis tanaman kering lain.

Untuk memberi sentuhan segar dan indah, tidak ada salahnya Anda mengaplikasikan tanaman berbunga. Bila tidak memungkinkan, Anda boleh memilih tanaman yang karakter daunnya indah dan tebal, atau pilih bentuk batang yang indah. ”Dengan catatan, tetap harus pilih yang karakternya hampir sama dengan tanaman lain,” timpal Giwo.

Anda juga dapat menambahkan unsur lain di taman itu. Ambil contoh aplikasi air mancur atau buatlah kolam-kolam kecil. Untuk ukurannya, Anda bisa sesuaikan dengan luas lahan yang tersedia. Yang terpenting, tujuan dibuatnya kolam atau air mancur itu untuk memperlembut dan menyegarkan rock garden.

Agar taman kering ini baik secara estetika dan secara fungsional, sebaiknya sesuaikan konsep taman dengan karakter bangunan rumah. Hal tersebut disampaikan oleh arsitek Nunung Adywijaya. Menurut dia, rock garden memiliki keterkaitan dengan konsep rumah atau lebih tepatnya rock garden haruslah bertema supaya dalam penerapannya tidak berkesan asal-asalan.

”Jangan lupa, kesan natural juga harus menjadi pertimbangan. Terkadang orang mengistilahkan taman ini sebagai taman kering sehingga penunjang kesan natural dan alami kerap tidak diperhatikan,” katanya.

Begitu pun saat memilih elemen keras yang ingin digunakan. Pasti bukan sembarang kerikil atau batu yang Anda gunakan. Dalam hal ini Anda harus cermat memilih jenis batu yang hendak digunakan, misalnya batu koral, batu granit, atau batu-batu yang besar. Sementara soal besarannya, Anda dapat mengaturnya sesuai konsep awal taman ini. Ambil contoh, pilih batu dengan jenis yang sama namun ukurannya dipilih berbeda. Tinggal bagaimana cara Anda mengomposisikannya.

Contoh, sebut Nunung, untuk batu besar pilih beberapa yang ukurannya besar dan berwarna gelap. Sementara untuk batu-batu kecil, Anda dapat menggunakan koral dengan pilihan berbagai warna. ”Semua kembali lagi ke konsepnya. Jika yang diusung konsep minimalis, warna yang dipilih jangan terlalu banyak. Cukup dua atau pilih yang warnanya netral. Sebab, terlalu banyak warna malah bisa memunculkan kesan maksimalis,” papar Nunung. (source: SINDO//tty)

Sistem Udara Alami pada Rumah Tropis

Sistem udara alami yang ideal pada rumah tropis dapat diciptakan dengan mempertimbangkan 3 prinsip desain, yakni penerapan model atap bertingkat, bukaan yang tepat (seperti letak jendela, lubang ventilasi, dan klerestori), dan ruang-ruang ber-void. Simak bagaimana prinsip-prinsip ini saling bersinergi menghasilkan rumah tropis yang sejuk.


Memakai Sopi-sopi
Rumah ini terdiri dari 3 lantai; lantai 2 dan 3 berupa mezanin (sebagian lantai di bagian depan dihilangkan). Setiap lantai mezanin diberi atap sehingga bentuk atapnya bertingkat. Model seperti ini bertujuan memudahkan dibuatnya bukaan untuk mengalirkan udara. Setiap atap panjangnya dilebihkan untuk menghindari tampias karena adanya bukaan-bukaan.

Struktur utama atap bertingkat ini menggunakan dinding sopi-sopi beton. Sebenarnya kuda-kuda atap kayu atau baja juga bisa digunakan, namun sopi-sopi dipilih karena plafon interior dirancang mengikuti kemiringan atap. Penggunaan sopi-sopi diharapkan dapat memberikan kesan bersih dan luas.

Karena ada klerestori (jendela dekat atap), maka perlu ada balok melintang tambahan untuk menopangnya. Atap lainnya adalah atap tambahan atau teritisan berupa struktur balok konsol, misalnya pada balkon atau jendela di lantai bawah.

Meletakkan Lubang Ventilasi
Prinsip mengalirkan udara di rumah adalah adanya ventilasi silang yang dapat dicapai dengan meletakkan bukaan-bukaan yang saling berseberangan dan berbeda ukuran. Cara tersebut dapat menciptakan perbedaan tekanan sehingga udara bisa mengalir (prinsip terjadinya angin).

Pergerakan udara di rumah ini didesain agar bisa mengalir secara horizontal maupun vertikal. Aliran horizontal terjadi karena adanya jendela dan lubang-lubang ventilasi yang letaknya saling berseberangan di dua sisi dinding. Selain itu, ada pula klerestori, yaitu jendela yang terletak di bagian atas dinding yang menempel tepat di bawah atap. Setiap lantai memiliki bukaan, semuanya dinaungi oleh teritisan atap agar tidak tampias.

Membuka Sebagian Lantai
Andrieansjah, arsitek rumah ini, menyatakan, perlu ada void untuk mengalirkan udara secara vertikal. Void dapat terbentuk karena sebagian lantai di lantai 2 dan 3 dibiarkan terbuka (lantai mezanin). Perpaduan void dan klerestori bisa membuat udara panas yang masuk ke dalam ruang dapat terangkat ke atas (melalui void) dan keluar melalui klerestori (seperti proses aliran udara pada cerobong) sehingga udara di dalam jadi lebih dingin.

Selain untuk mengalirkan udara, void berguna untuk memasukkan cahaya alami yang diteruskan sampai ke lantai bawah. Efek dari hilangnya sebagian lantai ini juga menciptakan suasana yang luas dan terbuka.(source: kompas.com)

LOKASI: KEDIAMAN KEL. IMAN RAMADHAN SIREGAR, PAMULANG
ARSITEK: ANDRIEANSJAH (FINALIS IAI AWARD 2005)
FOTO: DOK. IAI PUSAT

Rumah Minimalis: Sederhana namun Manis

Desain rumah minimalis semakin digemari saja. Karakternya yang simpel dan fungsional cocok masyarakat di wilayah perkotaan, terutama mereka yang lahannya terbatas.

Konsep minimalis muncul untuk meminimalkan bentuk-bentuk yang ada pada zaman dulu. Zaman dulu profil dengan ukiran yang sangat detail mendominasi bentuk bangunan, interior, maupun eksteriornya. Kini minimalis hadir dengan detail sederhana, namun tidak menghilangkan keindahannya. “Semisal, dulu serat kayu dibentuk menjadi profil. Sekarang kayu bisa digunakan untuk bidang datar,” ujar desainer interior Khairul Anwar.

Beberapa kelebihan yang terdapat dari desain ini adalah pengerjaannya yang cepat dengan biaya minim. “Jadi, meski pengerjaannya cepat dengan biaya yang minim, si penghuni rumah tetap mendapatkan rumah indah yang fungsional.”

Kelebihan lainnya,  pada dasarnya konsep ini tidak kalah mewah dengan konsep bangunan lain. Sebab, walaupun dari biaya struktur pembangunan desain minimalis terbilang minim, tapi konsep ini dipermewah dengan elemen dekoratifnya.

Tak ayal, konsep ini pun tidak kalah jika dibandingkan dengan konsep bangunan lain. Ambil contoh, penutup lantainya yang menggunakan lantai granit atau lantai parquet.

Sementara kelemahannya, konsep ini terbilang monoton karena tidak banyak yang dapat dieksplorasi dari bentuk bangunannya. Konsep ini hanya fokus pada bentuk garis-garis dan kotak yang simpel. Kalaupun ingin berkreasi, si penghuni hanya bisa melakukannya pada desain interiornya. Namun, tak lantas juga jadi berlebihan, karena yang berlebihan juga tidak baik. Menilik dari bentuk bangunannya, konsep ini lebih banyak menampilkan kesederhanaan yang tampak pada fasad bangunan.

Seperti, tidak adanya profil dan berbagai ornamen atau segala sesuatu yang menampilkan ukiran detail yang menonjol. Konsep ini lebih banyak menampilkan unsur garis-garis atau kotak yang sederhana. Begitu pun dalam hal warna,minimalis banyak mengusung warna-warna netral dan tidak mencolok.

Seperti abu-abu, hitam, dan putih. Kalaupun terdapat warna yang menonjol pada fasad bangunan, biasanya hal itu digunakan sebagai aksen. Sebab, kecenderungan konsep ini yang monoton. Nah, untuk membedakannya, biasanya si penghuni menggunakan aksen sebagai pembeda atau focal point bangunan rumah. Contohnya, menyisipkan warna terang seperti merah atau warna lain.

Dengan catatan tidak merusak estetika bangunan rumah. Sementara desain interiornya, konsep ini lebih banyak menghilangkan unsur sekat yang masif seperti dinding beton. Kalaupun ingin menggunakan sekat, Khairul menyatakan, biasanya pengguna konsep ini lebih banyak menggunakan sekat seperti partisi dan jenis sekat yang mudah dipindah jika si penghuninya bosan.

Selain itu, biasanya juga untuk menyatukan dua fungsi ruang. Proses penyatuan dua ruang pun bukan asal, si penghuni harus memerhatikan kesinambungan fungsi ruang atau grouping-nya. Semisal, berdasarkan pola aktivitas yang sejenis. Jika penyatuan dua fungsi ruangan yang berbeda tidak memerhatikan faktor tersebut, nantinya tetap akan ada material atau unsur interior tertentu yang harus membatasi dua fungsi yang berbeda (tapi bukan berarti dinding). Contohnya, menyatukan ruang dapur dan ruang makan, menyatukan ruang tamu dan ruang keluarga.

Permasalahan terjadi ketika dalam penerapannya penyatuan dua ruang tersebut tidak berjalan maksimal sesuai dengan fungsinya. Dalam hal ini, arsitek Briyan Talaosa menyarankan, Anda harus menerapkan marking yang jelas. Caranya, Anda bisa membuat bentuk dari ceiling, lighting, atau permainan ketinggian furnitur serta detail aksesori interior lainnya. Cara lain, dalam pengelompokan atau penyatuan dua fungsi ruangan batas imajiner sebaiknya Anda tetap ciptakan menggunakan unsurunsur pembentuk ruangan. (source: SINDO)

Friday, November 19, 2010

Christmas Tree Room decorating

Here are some simple steps to create a Shabby Chic Cottage Christmas by turning your house or apartment in a place of warmth this season!
1. Choose a palette of colors - white and cream are the basic colors for Shabby Chic style Christmas decorations and projects. They can be used either for creating themes casual or elegant. White can be used cans or warm up with beautiful pastels like pink, blue or lavender.
2. Fabrics - Using beautiful vintage inspired floral fabrics to meet your Christmas colors. Would improve and elegant damask theme, while padded quilted flowers, White Denim and cans are used for tablecloths and napkins clean cloth for a more casual setting.
3. China - Set your table with China wrong memory stick to your theme. Fri boxes that are made cheaply with the help of your local thrift shops and flea markets. Using simple flat white with accents of flowers in china seriously add a special charm of Christmas Shabby chic.
4. Candles / Lighting - IllumiWhite treenated Christmas lights is a crucial element in creating the atmosphere of heat. tree lamps are ideal for doors and coats. A chandelier adorned with glass prism reflects light. Candles of different sizes, beautifully rendered in old barrels or saucers will add extra Die
5. Christmas Tree Decoration / Floral - When entertaining guests, fresh flowers as Finishing Touches anywhere in your home. A bunch a flower here and there. Use of interesting things to show them in pots as tea, bottles, bottles of water. A single white rose in a small vase next to the sink in the bathroom remind your friends and family that you care about every detail.
6. Pillows - Set your decorative pillows with floral white or cream chairs, benches, and an unexpected areas inviting comfortable atmosphere, while adding an extra seat.

7. Cushion covers - If you have no furniture and slip-covered and pre-made covers are relatively inexpensive boxes purchased in various stores. The benefits of your furniture covers protect your furniture during the holiday season occasional spill. Just take off and throw them in your washing machine, Pls your guests have left.

decoration in a shabby chic cottage Brings joy and elegance of the Christmas holidays. It is a charming family, friendly, and relatively inexpensive. Decorate with the things you love and warmth of the season fill your home seriously. Happy Holidays from our house to yours.

Wednesday, November 17, 2010

Merancang Rumah Berkonsep Modern

Rumah konsep modern adalah sebuah konsep yang mengedepankan gaya baru yang sangat berbeda dengan gaya pada masa sebelumnya. Saat ini gaya modern masih terus berkembang dan mungkin saja akan terus berkembang, sama seperti gaya etnik atau yang lainnya. Menilik dari sejarah munculnya konsep ini, gaya modern lahir sekitar tahun 1920-an. Kehadirannya berfungsi untuk menyederhanakan detail-detail dan ornamen serta dekorasi pada gaya yang ada sebelumnya.

Menurut arsitek Briyan Talaosa, ciri-ciri yang paling menonjol pada konsep modern adalah kesederhanaan bentuk dan dekorasi. Lantaran penyederhanaan bentuk detail tersebut, kata Briyan, tentunya sangat berpengaruh pula pada bentuk fasad dan material yang biasanya digunakan pada hunian dengan konsep modern ini.

”Biasanya fasad bangunan cenderung sederhana, tanpa dekorasi yang bentuknya lengkung berulang-ulang (seperti detail gaya klasik) atau fasad pada gaya ini cenderung polos dan lebih menonjolkan karakter material yang dipakai sebagai unsur utama sekaligus sebagai dekorasi pada gaya ini,” ujar dia.

Sementara menurut arsitek Erwin Hawawinata, modern sebenarnya bukan suatu gaya, tetapi “fungsi” yang menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan dari fungsi sebelumnya atau yang biasa dikenal dengan “tradisional” atau “gaya klasik”.

Erwin juga menambahkan, hal tersebut karena gaya ini cenderung menyesuaikan dengan kebutuhan. Sejumlah orang senang dengan gaya tradisional atau klasik karena dianggap lebih elegan, mewah, dan sebagainya. Namun, kembali ke fungsi dan manfaatnya. “Gaya modern lebih banyak dipilih pada saat ini karena dianggap lebih memberikan kemudahan, baik dalam fungsi maupun pemeliharaan,” ujar Erwin.

Sebagian orang yang suka dengan gaya modern sebab daya tariknya terletak pada bentuk desain yang cenderung ’jujur’ dan sederhana serta terkesan clean,” ujar Briyan. Alasan lainnya, tentu kembali pada masing-masing penghuni rumah dalam menentukan pilihan model desain untuk huniannya. Selain karena soal selera dari penghuni, sebut Briyan, biasanya faktor usia, kematangan emosi, fungsi bangunan, atau bahkan budgeting ikut menentukan pilihan selera seseorang dalam menentukan model atau gaya huniannya.

Hal lainnya, seperti halnya tipe busana, gaya modern pada hunian pun dipilih karena tren yang sedang berkembang di masyarakat dan ini menjadi faktor utama yang melatarbelakangi seseorang memilih bangunan dengan konsep modern. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengaplikasikan konsep ini, yang pertama adalah tetap berpatokan pada bentuk-bentuk dasar dan geometris yang dikombinasikan dengan warna dan elemen. Selain itu, hindari bentuk detail yang berlebihan.

Hal kedua yang perlu diperhatikan, aksesori yang digunakan di dalam ruangan. Sebaiknya jangan gunakan aksesori terlalu banyak dan berdetail. Pastikan Anda memilih yang sesuai dengan fungsi atau kebutuhan ruang. Tentunya berkaitan juga dengan komponen warna dan lighting ruangan, seperti accent lighting, general lighting.

Selanjutnya warna, biasanya gaya ini mengusung warna-warna netral seperti abu-abu, putih, atau warna netral lainnya Menurut arsitek Erwin Hawawinata, warna untuk desain interior bergantung pada pengguna ruangan tersebut. Jadi, tidak ada kekhususan dalam hal pemilihan warna. Begitu pun dengan lantai. Pada desain modern umumnya menggunakan jenis lantai seperti marmer, kayu, kayu sintetik, keramik, dan lain-lain. Bagi Anda yang awalnya sudah menggunakan material kayu sebagai lantai jangan khawatir. Sebab, kayu merupakan elemen yang sangat “perfect” sehingga dapat dipadupadankan dengan desain modern.

“Selain itu, efek kayu tidak tergantikan. Paduan sangat beragam, bisa menjadi aksen ataupun elemen utama dalam mendekorasi,” kata Erwin. (source: Koran SI)

Tuesday, November 16, 2010

Taman Teduh Bernuansa Hijau

Imbauan untuk menanam pohon di seputar rumah tinggal, bukan tanpa alasan. Menurut hasil penelitian, sebatang pohon memiliki kemampuan menyerap 12 kg gas polutan CO2 dan memproduksi oksigen yang cukup bagi empat orang dalam satu tahun. Menyadari hal ini, pemilik yang sangat mencintai lingkungan memilih untuk turut melestarikan ekosistem di seputar halaman rumahnya. Sebagai konsekuensi-nya, pemilik dan arsitek lanskap Ita Burhan dari Indra Tata Adilaras menyesuaikan konsepnya dengan penerapan sebuah taman teduh (shade garden).

Ita Burhan menerapkan beberapa pendekatan sederhana dengan tanaman hias daun yang memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap suasana teduh. Variasi bentuk diperoleh dengan sistem memadukan beragam jenis tanaman yang memiliki pola, tekstur dan warna hijau yang bergradasi. Upaya ini ternyata mampu menampilkan komposisi heterogen tanaman yang memiliki nuansa warna hijau monokromatik.

Komposisi tanaman sengaja ditempatkan merapat ke dinding pagar, karena keberadaannya diperuntukan sebagai “pelunak” struktur dinding dan penyangga pandangan (view barrier) untuk menjaga privasi taman dalam. Beberapa tanaman pohon dengan karakter daun berbentuk jarum seperti Podocarpus (Elengatus dan Neriifolius) dan Melalleuca quinquinerva ditanam di sepanjang sisi pagar. Di depan pohon tersebut ditanam macam-macam jenis Agloenema antara lain A.jubille, silverqueen, maphilindo dan Donna carmen.

Komposisi yang lebih “tebal” berada pada area di seputar stepping stone, yaitu tanaman semak rendah dan jenis tanaman penutup tanah (ground cover). Ada pula perpaduan dari beberapa jenis tanaman hias daun antara lain Wrightia religiosa dan Bromelia serta jenis tanaman yang dapat menghasilkan bunga meskipun berada di tempat yang teduh, yaitu Costus hybrid dan Spathyphyllum. Di antara komposisi ground cover ditempatkan beberapa tanaman kayu putih yang bertajuk transparan.

“Atraksi” warna lebih terasa pada komposisi pohon yang ditanam di halaman yang menghadap ke bagian depan. Beberapa jenis “bakal” pohon yang tumbuhnya mengerucut berjajar di sepanjang pagar. Setiap jenis menampilkan ekspresi warna dan keindahan tekstur daunnya yang beragam. Selebihnya berupa hamparan rumput gajah mini yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan setengah teduh dan bagus untuk anak-anak beraktivitas di seputar play ground.

Untuk menghindari risiko busuk karena kelembapan yang berlebihan, arsitek lanskap menerapkan sistem drainase yang dirancang baik. Dengan sistem ini upaya pemilik dan arsitek lanskap untuk mempertahankan air tanah dan menciptakan rumah tinggal yang nyaman melalui aspek penghijauan di seputar rumahnya, diharapkan akan memberi kontribusi positif untuk mengatasi efek pemanasan dalam upaya mikro.

Tampil Menarik dengan Interior Modern Klasik

Gaya klasik kerap kali identik dengan tampilan kuno. Maklum saja, inspirasi gaya ini hadir dari Eropa pada era Victorian. Meski menggemari gaya yang satu ini, tidak berarti rumah kita jadi tampak tua. Untuk mengakalinya, coba saja padukan dengan sentuhan-sentuhan modern di sana-sini.

Seperti ruang keluarga dalam foto ini. Tampilannya kental dengan gaya klasik. Terlihat dari ornamen lengkung dan ukiran khas Eropa, pada cermin, lemari buffet , meja, dan bingkai sofa. Tapi melihat ke ruangan ini, kita tidak lantas merasakan suasana kuno? Hal ini dikarenakan adanya sentuhan elemen modern.

Apa saja elemen modern yang ada di sini? Pertama, lampu gantung, di sisi sofa. Lampu gantung berdesain sederhana, bergaya modern. Bentuk sederhana ini membuat ruangan bergaya klasik, yang sarat dengan furnitur besar ini, terasa lebih ringan dan seimbang.

Satu lagi sentuhan modern di ruangan ini, adalah gorden. Lazimnya, ruangan-ruangan bergaya klasik, menggunakan gorden dengan motif besar dan berwarna keemasan. Bahannya pun dipilih yang tebal dan berkesan berat. Sebaliknya dengan ruangan yang satu ini. Si empunya rumah memilih kain gorden polos untuk menyeimbangkan tampilan furnitur yang sudah dipenuhi ornamen. Pilihan warna netral senada dengan warna upholstery dan cushion .

Tambahan lagi, tumbuh-tumbuhan hijau, membuat ruangan ini terasa lebih lembut dan hidup. Hasilnya, meski diberi sentuhan modern, ruangan ini tidak kehilangan keanggunan ala gaya klasiknya. Tapi tidak juga berkesan berat dan kuno. Segala sesuatu yang seimbang, memang lebih nyaman. (source: ideaonline.co.id, foto: http://www.countryliving.com)

Memanfaatkan Cahaya Alami di Ruang Baca

Faktor terpenting dalam membangun suasana yang nyaman di ruang baca adalah cahaya. Aktivitas membaca membutuhkan tingkat keterangan dengan iluminasi yang relatif tinggi. Pada umumnya yang dibutuhkan untuk membaca buku dan majalah adalah sekitar 400 lux. Kurangnya cahaya membuat aktivitas membaca akan terganggu. Selain itu, kekurangan tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada mata.

Cahaya untuk ruang baca bisa diperoleh melalui pencahayaan alami dari matahari. Hal ini tentunya lebih menghemat konsumsi listrik Anda. Cahaya matahari bisa dimasukkan dengan membuat bukaan yang cukup lebar di ruang baca.

Ruang baca pada gambar di samping, misalnya, memiliki jendela yang lebar di bagian depan meja baca. Jendela yang lebar ini memberikan kesan lapang pada ruangan. Pemandangan melalui jendela ke arah kolam renang memberikan suguhan yang menarik. Aktivitas membaca pun lebih nyaman ketika sejenak mata berelaksasi dengan pemandangan kolam renang.

Anda bisa menambahkan tirai untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang berlebih. Posisi jendela harus Anda perhatikan sebelum membuat jendela yang lebar untuk ruang baca. Hindarilah meletakkan jendela di barat. Cahaya matahari dari arah barat menyilaukan dan tidak baik untuk mata. (source: properti.kompas.com, foto: http://rafirafi.com)

Monday, November 15, 2010

Interior Oriental yang Selalu Menawan

Gaya interior sekarang ini makin banyak ragamnya. Salah satu tema yang selalu up to date dan kerap dipakai lantaran tak pernah lekang oleh waktu adalah gaya Oriental. Tidak saja interior rumah tinggal dan perkantoran, namun juga commercials space seperti hotel, restoran, cafe, dan sebagainya. Gaya oriental merupakan bawaan dari budaya Ketimuran yang berkembang di wilayah Cina, Jepang, Korea, hingga Vietnam, Thailand, bahkan Persia. Kebudayaan pada masa kejayaan Kekaisaran di Istana Cina dan Jepang membawa dampak yang kuat dan menjadi akar budaya kehidupan masyarakatnya. Budaya ini terus menerus tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat dalam berbagai bentuk termasuk segi arsitektural bangunan.

Konsep oriental pada bangunan biasanya muncul pada bentuk bangunan secara fisik/eksterior maupun interiornya. Meliputi bentuk atap, layout ruang, bentuk bangunan/unsur dinding bangunan, pintu gerbang/entrance, sampai kepada jenis furniture dan aneka aksen/ornamen ruang. Pada gaya rumah modern masa kini, konsep oriental ini mengalami evolusi yang luar biasa. Kekayaan bentuk yang terus dieksplorasi oleh para perancang menjadikan kesan oriental dengan mudah diaplikasikan kepada jenis-jenis bangunan modern. Bentuk gate/pintu gerbang dan pengolahan unsur dinding dalam ruang/bangunan merupakan salah satu contoh fisik yang langsung tampak dari luar. Sedangkan pemilihan aksen/ornamen kunci dan furniture pada interior akan memudahkan terciptanya gaya oriental di dalam ruang Anda.

Sebagai contoh pada style Japanesse interior, penggunaan material dekorasi interior dan furnitur dari kayu. Gaya oriental cenderung kental dengan warna natural. Unsur alami seperti kayu, batu alam, bambu, dan lukisan dinding dari kertas lebih sering dipakai. Unsur lainnya yang populer dalam interior bergaya Oriental adalah abjad China atau dikenal dengan Conji (huruf Kanji) yang biasa ditulis menjadi kaligrafi China pada lembar kertas yang dipajang pada dinding dan menjadi aksen/ornamen kunci pada ruang. Sentuhan gaya oriental juga tercermin dalam pemilihan warna merah, emas, hitam, dan putih untuk tema ruang. Beberapa item Oriental yang dapat digunakan untuk mendekorasi rumah misalnya bambu, simbol keagamaan, ornamen etnik, dan hiasan dinding bergambar/lukisan naga atau bunga teratai.

Untuk rumah mungil yang tetap ingin menggunakan konsep oriental namun juga tidak meninggalkan konsep rumah hijau, cobalah untuk menata sebidang taman kering kecil di dalam rumah. Karena konsep inner garden sebenarnya telah ada pada layout rumah Jepang masa lampau. Unsur untuk inner garden, dengan atau tanpa unsur air adalah batu alam baik ukuran besar maupun kecil, pasir/kerikil, bambu/tanaman lain yang efisien ruang, dan tempat lampu dari batu. Tambahan lighting akan mempercantik inner garden di rumah Anda. (source: http://news.id.msn.com, foto: www.livingpod.org)

Balkon Rumah Tropis nan Alami

Balkon jangan dibuat ala kadarnya. Bagian ruang luar rumah yang satu ini juga patut didandani. Selain membuat tampilan rumah jadi lebih cantik, Anda pun akan lebih betah menghabiskan waktu di sana. Mau contoh?

Ini dia balkon yang pas banget untuk rumah di daerah tropis. Dominasi kayu membuat balkon kental dengan sentuhan natural.

Balkon ini ada di rumah Wirianto, di Bekasi. Kayu bangkirai menjadi elemen utama di balkon seluas 24,375 m2 ini. Lantai, tiang, dan atap, tidak luput dari sentuhan kayu ini. Untuk lantai, dipilih kayu dengan motif garis, tampilannya pun estetis.

Lantai disusun dengan pola melintang dan membujur, sehingga tidak tampak polos. Susunan demikian juga jitu menyiasati pemuaian dan penyusutan kayu, akibat perubahan cuaca. Pun memberi gradasi warna yang indah.

Struktur atap balkon juga pakai kayu bangkirai. Sebagai penutup atasnya, digunakan lembaran polikarbonat. Lembaran transparan ini, di siang hari, meneruskan sinar matahari, sehingga membentuk bayangan yang cantik. Selain itu, polikarbonat membuat tampilan atap lebih ringan. (source: properti.kompas.com, foto: iDEA/Dean Martin Saerang)

Mempercantik Sudut Rumah dengan Fasad Geometrik

Beragam bentuk fasad dapat mudah kita temukan. Tidak ada pengelompokan baku tentang desainnya. Sebagian besar desain fasad memiliki karakter yang khas, yang sesuai dengan konsep bangunan secara keseluruhan.

Berdasarkan bentuk, ada fasad geometrik. Yang tergolong fasad geomentrik ini adalah fasad yang menerapkan bentuk-bentuk geometris, seperti kotak, lingkaran, segitiga, balok, dan kubus. Bentuk-bentuk geometris kemudian diramu sehingga tercipta sebuah bentuk fasad yang menarik.

Salah satu contoh fasad geometrik terlihat pada fasad rumah di foto. Fasad rumah ini merupakan hasil kombinasi dari bentuk-bentuk balok dan kubus, yang diramu secara cermat. Sebuah balok dibuat seakan berdiri secara vertikal pada sudut bangunan. Bidang ini dilapis dengan batu alam tempel sehingga terlihat kokoh dan alami bagai tebing.

Batu tempel menjadi pelapis dinding bagian luar rumah. Batu ini ditempelkan pada area luar bangunan yang menjulang dari tanah hingga ke bagian tertingginya.

Bidang balok berlapis batu ini dikombinasi dengan bidang balok yang lebih tipis lainnya pada sudut kiri bangunan. Pada foto, bidang ini berwarna biru dan terlihat seperti menggantung pada bagian atas bangunan.

Kedua balok itu dipisahkan oleh sebuah bidang balok yang pipih seperti papan berwarna semen. Pada bidang pipih ini terdapat guratan-guratan yang berpola garis horizontal. Pola garis horizontal ini, selain menjadi elemen dekoratif pada fasad, juga menjadi elemen geometris yang menyeimbangkan. Keberadaan garis-garis horizontal diharapkan dapat membuat bangunan tak terlihat terlalu tinggi menjulang.

Yang juga membuat fasad menarik adalah kombinasi warnanya. Warna batu alam menjadi warna yang dominan pada fasad. Tone warnanya dipergunakan juga sebagai tone warna pagar, yang merupakan kombinasi abu-abu dan hitam. Warna-warna lain seperti putih dan abu-abu pada bangunan menjadi penyeimbang sehingga fasad ini bisa tampil lebih cemerlang. (source: properti.kompas.com)